RAHASIA KANI SIPI: PERTEMUAN

Langit sore hari ini tertutup awan hitam tebal, tidak lama setelahnya hujan mulai turun. Aroma petrichor mulai menyeruak ke hidung, wangi alami ketika air hujan menyentuh tanah kering, memabukkan, sungguh, aroma ini dapat membawamu mengenang kisah masa lalu yang tersimpan dalam memori dikepalamu. Aku masih menyibukkan diri dengan menulis dibuku rahasiaku. Buku ini berisi semua tulisanku, bahkan tulisan masa hidup tersulit dan tersenang ku. Aku punya satu rahasia yang tidak dapat aku ungkapkan selain pada buku ini, aku dapat melihat masa depan.

Tepat 8 tahun yang lalu saat aku berusia 10 tahun, kedua orang tuaku memutuskan untuk berpisah, hampir setiap hari yang aku dengar adalah teriakan dan suara pukulan. Aku yang tidak kuat mendengar itu berlari menuju Kani, pohon beringin tua di bukit. Aku suka menghabiskan waktu disini, ketika aku bersandar secara magis Kani akan menggoyakan daunya menyambutku. Tepat didepan Kani terdapat ladang bunga shibazakura ungu. Hari itu sedikit sendu, tidak seperti biasanya, saat aku bersandar sebuah kupu-kupu hitam dengan sedikit biru diujung sayapnya, mendarat diatas dahiku secara tiba-tiba meneteskan air, aku tidak tau ini air apa. saat itu juga sekelebat peristiwa muncul dikepalaku. aku dapat melihat dengan jelas, ibuku berteriak meminta untuk bercerai, bayangan lain muncul aku dirumah baru bersama ibuku yang mencoba pulih dari rasa sakitnya karna ayahku. setelahnya pikiranku seakan menarik aku kembali ke dunia nyata yang saat itu bersandar di bawah Kani. Kupu-kupu itu hilang, benar-benar hilang. aku yang ketakutan berlari ke rumah dan mendapati ibuku berteriak berpisah. saat itu juga aku berlari ke dalam kamarku dan menangis, ada apa dengan hidupku.

Kani menjadi saksi peristiwa saat itu. 8 tahun berlalu, kini aku berusia 18 tahun. tidak ingin ingatan itu hilang aku menulisnya dalam buku rahasiaku. buku dengan sampul coklat dan  pengikat dari serat rotan serta gantungan daun diujung tali, ornamen daun coklat juga tidak luput dari pengerjaan pembuat buku ini. Halaman pertama tertera namaku. Acacia Arpani Bintari Witadya. Acacia berarti kebangkitan, Arpani berarti persembahan, Bintari berarti bintang yang bersinar, dan Witadya yang berarti melakukan apa yang ada didepannya. Aku merupakan sebuah bintang bersinar yang bangkit dan dipersembahkan untuk kedua orang tuaku dengan harapan melakukan apa yang ada didepannya dengan berani dan percaya diri. 

Sejak 8 tahun lalu aku tidak pernah melihat massa depan lagi, aku tidak tahu mengapa. Selesai dengan ceritaku hari ini, aku menutup bukuku, memeluknya erat dan menarik selimutku, aku ingin terlelap, benar-benar terlelap, ditemani hujan.

Hari ini cerah seperti biasa, putih abu-abu menghiasi lapangan sekolah di jakarta, SMA 1 Musiman. Pria paruh baya dengan kumis tebal namun tipis dikepalanya hari itu memberikan dongeng yang cukup panjang. Sesekali ia mengusap keringan di kepalanya dengan sapu tangan tua buatan istrinya yang sudah tiada dua tahun yang lalu. 

Ding! Dong!Ding!
Bunyi bel tiga kali pertanda kelas akan dimulai. Bu Arni mulai memasuko kelas menyapa siswa-siswinya. 

"Selamat pagi semua!"
"Selamat pagi bu!"
"selamat atas diterimanya kalian disini, saya Bu Arni akan menemani kalian ditahun ketiga ini"
"Baik Bu"

Perkenalan singkat itu hanya memakan waktu 5 menit, setelahnya kelas dimulai. Dipojok kelas sembari memandangi langit, aku melihat sosok Gani. Tapi aku sangat ragu, ini sudah berlalu 10 tahun yang lalu, tidak mungkin aku menyapanya secara tiba-tiba, lagi pula aku tidak pernah melihat wajah ini sebelumnya. Adrial Gamani Daniswara. 

"Tin, dia siapa? aku baru lihat. Anak baru?"
"iya, Adrial Gamani Daniswara. Pindahan dari SMA 1. Lebih baik kamu tidak usah dekat dengannya, dia dipindah karena berulah"
"terima kasih tin informasinya, memang ratu gosip beda"


Comments

Popular posts from this blog

STORY OF MY LIFE

Just Believe Part 15