12 JB

Just Believe

"duduk lah disini aku akan segera mencari bantuan"
"cepatlah kembali dit"
"ya aku tahu"
     memory akan masa lalu seakan terputar kembali, seolah aku melihat wajahnya di dalam memoryku.
"kenapa dia tak juga kembali"
      tiba-tiba semua gelap, penantianku sia-sia. tunggu... seseorang menggerakan bahuku
"kau tak apa?"
     samar-samar suara beratnya membangunkan ku, aku mengerjap.
"apa yang terjadi?"
"tiba-tiba saja kau tak sadarkan diri setelah accident tadi, aku benar-benar khawatir. tapi, apa kau baik-baik saja?"
"kurasa"
"dan kurasa kita harus bergegas pulang, hujan sudah reda. aku akan mengantarmu"
"sekolah? bagaimana dengan sekolah"
"bodoh, apa kau mau kembali ke sekolah setelah apa yang terjadi padamu. lagi pula mana ada sekolah yang buka jam segini. mereka sudah tutup. percayalah"
"baiklah"
     ia menarik tanganku, aku meringis pelan
"setidaknya berlaku manislah sedikit"
"maaf, apa aku menyakitimu?"
"just a little bit"
"sorry"
    manisnya, kali ini caranya memperlakukanku sungguh sangat lembut. jika Tuhan mengizinkan aku ingin moment-moment seperti ini selalu terjadi dalam hidup, tapi ang pasti tanpa ada unsur paksaan didalamnya. aku bisa kena serangan jantung, jika setiap ahri harus dipaksa olehnya.
"apa yang kau pikirkan"
"tentu saja dirim.... diri mama"
"mama? disaat seperti ini kau memeikirkan mama mu"
"tentu saja, dia lah orang sangat ku cintai"
"bagaimana denganku?"
"apa?"
" perasaanmu terhadapku?"
"tak seharusnya kau menanyakan hal itu saat disamping sudah ada wanita yang menyayangimu"
"tapi aku tak menyayanginya"
"berusahalah"
"berusaha apa?"
"menyayanginya"
"tapi sudah ada wanita lain yang kusayangi"
"siapa?"
"suatu saat nanti kau pasti tau"
"apakah dia orang yang ku kenal"
"sangat"
     baiklah, ku harap orang itu aku. ia mempererat genggamannya. 
"saatnya kau pulang cantik"
     aku baru tersadar. genggamannya seolah salam perpisahan. seakan ia tak ingin berpisah
"berhati-hatilah saat pulang"
"aku mengerti, masuklah"
     andai ini bisa berlangsung lebih lama.
GREP!
     ia menraik bahuku, memelukku erat. sebuah benda lembut berhasil mendarat dengan mulus di bibirku. untuk sementara aku membiarkannya, mataku terpejam sesaat sampai ia melepaskan tautan kami. puncak kepala kamu menyatu tertunduk. ia merangkuh rahangku dengan kedua tangannya.
"berdoalah kau akan berjumpa ku lagi, tidurlah yang nyenyak. selamat jalan"
     ia pergi, pergi? hanya itu. satu kata maaf ataupun sayang tak sedikitpun terlontar dari bibirnya. setelah berhasil membuatku terkejut akibat perlakuannya tadi. 
     aku menyentuh bibir ini
"ia melakukannya lagi"
     bayangnya hilang dalam kegelapan.
"sebaiknya aku masuk"
"sayang kau dari mana saja? apa yang terjadi dengan baju"
"ah?"
     aku masih termangu.
"masuklah ceritakan pada ibu nanti"
    aku pergi ke kamarku. lebih baik aku menyapa mimpiku. aku terlalu lelah untuk mengingat semua kejadian tadi.
"berdoalah akan berjumpaku lagi, apa maksudnya?"
    belum sempat aku mencerna kata-kata itu. pri berjubah putih mendatangiku.
"Tuhan telah menunjukkan padamu takdir, ikuti alurnya"
"takdir? alur?"
     ia menarik pinggangku pelan, mengecup kilas bibirku.
     mataku terbelalak, aku mengerjap kilas. 
KRING..!!!!
"arggh! apa kau tak mengerti? aku sedang lelah"
07:00
"7? bukankah aku baru saja terlelap. arg! semoga tak ada kejadian aneh"

Comments

Popular posts from this blog

RAHASIA KANI SIPI: PERTEMUAN

STORY OF MY LIFE

Just Believe Part 15