10 JB


just believe

     kau terlalu cepat bertindak dit, aku tau aku mengharapkanmu. tapi, tak bisakah semua berjalan sesuai alur yang sudah disusun oleh Tuhan seindah mungkin? kau tak perlu mempercepat itu semua. kita baru saja bertemu dan kau sudah berani bertindak demikian?
" bodohnya aku kenapa mengharapkannya?" batinku
     bersyukur aku ternyata bocah itu tidak mengejarku, aku bisa mati tiba-tiba jika dia tiba-tiba muncul dihadapanku
Brukk!!
"astaga sekarang apa lagi?"
"bukankah aku bertanya, kenapa? apa aku melakukan hal yang salah?"
     bukankah sudah kukatakan aku bisa mati mendadak. tubuhku seketika lemas. lututku tak mampu menopang tubuhku, mataku mulai terlelap akan keindahan dunia. ia menyergapku.
"bahkan mu belum sepenuhnya pulih. mungkin tak seharusnya hari ini kau sekolah"
"tak apa, tinggalkan aku sendiri.tak seharusnya kau menolongku sampai seperti  ini"
"bukankah kita teman? teman harus saling membantu"
     teman? kau bilang teman. 
plakl!!
     satu tamparan telak terlukis diwajahnya.
"setelah apa yang kau laukan tadi dan dirumah sakit, kau bilang kita teman?!"
     ku  paksakan diri, melepaskan sentuhan tangan kekarnya.
"sebaiknya aku bergegas"
"kau yakin baik-baik saja?"
"ya"
"kau yakin?"
"ya! mau berapa kali harus kukatakan ya! ya!ya! ya!. kau puas sekarang?"
"tak seharusnya kau membentakku"
"kau ingin tau alasan aku membentakmu, tanyakan pada dirimu!"
     hentakan pertama dari langkahku berhasil menjatuhkannya
"setidaknya begitulah perasaanku!"
     kau pasti bisa, ayolah jangan menagis untuk dia yang tidak pernah mengerti perasaanmu. 
" pagi, bisa dipanggil tadi"
     perkenalan singkat, sangat singkat malah. aku hanya badmood saat ini. berkat dia.
"boleh?"
"oh tentu, devi. salam kenal"
     devi? mungkinkah?
"apa aku mengenalmu sebelumnya?"
"pardon me?"
"apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
"oh, aku rasa tidak"
"nama dan wajahmu tak asing bagiku"
"oh ya, mungkin dikehidupan sebelumnya"
"mungkin............. oh ya salam kenal"
     Tuhan skenario apa yang akan kau berikan padaku? jika Engkau ingin aku mengulang mimpi itu kembali amak aku menolaknya. aku tak ingin nyawaku menjadi taruhan untuk yang kedua kalinya. dan hati ini, hati ini sepertinya menolak untuk menerima dia yang telah ku kubur dalam-dalam tak aku tak ingin mengungkitnya.
     dia , seseorang yang pernah mengisi hati, tapi maut lebih dahulu menghampiriku, sepertinya neraka lebih memilihku. haruskah aku menentang skenario Tuhan? aku aku membiarkan semuanya berjalan seperti yang sudah Tuhan gariskan? setidaknya beri aku petunjuk.
"aaaakkkkk!!!"
"kamu! yang di belakang, kenapa? saya sangat tidak sukaseseorang yang mengganggu kelas"
"maaf, bukan maks..."
"keluar!"
"keluarlah kau tak ingin dia yang menghampirimu kan?"
     aku melangkah, satu lagi kejadian terburuk sejak aku kembali bernafas lega ke dunia, setidaknya berikan aku sesuatu yang baik untuk hari ini meski hanya sekali. aku tertunduk menghadap dinginnya bata. setidaknya dingin ini bisa menurunkan amarahku.
TAP!
TAP!
TAP! TAP! TAP! TAP! TAP! TAP! TAP! TAP! TAP!
belum sempat aku menoleh ke sumber suara yang mengangguku. sebuah tangan menarik pergelangan tanganku. aku terlonjak. ia menoleh dengan senyum.
tbc



Comments

Popular posts from this blog

RAHASIA KANI SIPI: PERTEMUAN

STORY OF MY LIFE

Just Believe Part 15