9 JB

JUST BELIEVE

"maaf, maaf aku tak bermaksud" tunduknya. aish! pria ini.
"sudahlah kau tak perlu sampai menundukan kepalamu, lagi pula itu accident. jadi, dapat ku maklmi"
"tapi aku telah mencurinya darimu" sesalnya
     blush!
     pipiku seketika memerah, aish! kenapa dia mengungkitnya lagi. 
"bukankah sudah ku katakan itu accident, sudahlah aku tak mau mengungkitnya!"
     aaaakkk! aku mengacak-acak rambutku. ia terus menundukkan wajahnya. well aku tak begitu menyesal, setidaknya first kissku diambil oleh yang ku suka. tapi tetap saja, setidaknya harus dengan cara yang romantis. tidak bisa semua itu berjalan romantis, kenapa harus dengan accident terjatuh di depan toilet. 
"aku benar-benar minta maaf" ia mendekatiku.
     dalam keadaan yang tertunduk pula, seketika aku mendongakkan kepalaku.
"emm..."
     ia melototiku, wajahku dan wajahnya berjarak kurang dari 5 cm. rasanya jantungku tak karuan. andai saja aku memiliki kebenarian untuk menariknya lebih dekat dalam pelukanku. mungkin saat ini ciuman kedua sudah terjadi.
"kau tau, kau sangat cantik..."
"....."
"apa aku boleh melakukanya 'lagi'?"
     ia meminta persetujuanku.
"....."
"jika kau masih diam maka, aku menganggap itu 'ya'"
"...."
      ia mulai mendekat. haruskah aku menerima bibir plumnya atau menolaknya mentah-mentah? lagi-lagi satu hal yang aku benci dari kehidupan ini. perang batin!.
"kau masih tidak ingin bergerak nona meski aku sudah memperingatkanmu?"
"...."
     aku tau ini terlalu cepat untuk orang yang baru saja berkenalan. tunggu dulu, apa hati pria bisa berubah secepat ini. baru beberapa saat yang lalu ia menyesali karena telah mencuri first kissku. tapi sekarang apa ia malah mengibarkan bendera perang padaku.
     ku pejamkan mata ini meresapi hembusan nafasnya, detak jantungnya yang kuyakin kini tak senormal biasanya. persis sama yang terjadi denganku saat ini.
"aku yakin tas itu asli, kau bisa lihat harganya!"
     terlonjak kaget aku. ku dorong ia sekuat tenaga. mereka kembalih. aish kenapa disaat seperti ini. tunggu bukankah seharusnya aku bersorak kegirangan, tetapi kenapa malah menyesal.
"aasshhhh...."
"sssssttttt"
"sayang kita harus bergegas, hari mulai senja. ternyata kau tak rewel. tumben sekali"
"kau benar, beri hormat sayang"
"hati-hati dijalan tante"
"ya, baiklah sampai jumpa"
     ia mengerling padaku. what?! dasar pria!
     aku yakin dalam hatinya ia berkata. urusan kita masih akan berlanjut sayang
"apa yang kau lakukan selama bersamanya?"
"tak ada"
"kau yakin?"
"tentu bu, tak perlu menyelidikiku seperti itu, aku bukan pencuri kelas berat. dan juga bukan koruptor yang harus kau jejali seribu pertanyaa."
"baiklah, ibu mempercayai anak ibu"
     sebenarnya bibir ini sudah tersentuh bu. batinku.
     AERIAL, daratan mengapung yang memisahkan dua negeri yang sejak beratus-ratus tahun lamanya tak penah akur. negeri cahaya dan negeri kegelapan. 
     Sadira, si cantik bermata tegasdengan rambut brunette keemasan yang melambai lembut bagai daun sutra, serta kulit kecoklatan yang membuatnya serasidengan sebutan "putri matahari". 
     Hassya, laki-laki dari klan Kegelapan yang berbadan tegap, khas pemburu dan petarung sejati.
     mereka tokoh utama dalam novel AERIAL. kau tau? aku sangat menyukai novel ini. kata-katanya mudah dicerna untuk anak teenager sepertiku dan mengangkat kisah percintaan. aku ingin kisah hidupku seperti mereka berdua. meski dari klan yang berbeda, tapi pada akhirnya mereka bersatu dalam ikatan skral. 
     teenlit yang digabungkan dengan fixie fantasy membuat ku menyukai novel ini. sangat malah. 
"waktunya tidur kau tak ingin terlambat kesekolah bukan?"
"ya ibu"
     hah, wanita itu selalu saja mengomel setidaknya itu kebaikanku. i love you mom, really i did. well, kalian saat ini pasti bingung. dokter berkata.
"minggu depan anak ibu sudah bisa pulang dan bisa melanjutkan kehidupannya"
"benarkah dok?"
"tentu saja"
     inilah aku sekarang, berdiri di depan gerbang, pria dengan tuxedo hitam itu selalu menguntitku. apa ibu tak mempercayaiku?
"baiklah pak, sampai disini"
"maaf non tak bisa"
"asshhh, whatever you want. setidaknya jangan permalukan aku"
     aku ingin seklai kabur darinya, setidaknya kami memiliki jarak 10 meter dari tempatku berdiri sekarang. bersiaplah, 1.2.3
"LARI!!!"
"nona!!!"
     wahahahah, akhirnya aku terlepas darimu.
"akh!" karena kecepatanku yang tak terkontrol, tak sengaja aku menabrak seniorku.
"tak bisakah kau jalan menggunakan matamu!"
"maafkan aku, tapi aku bejalan menggunakan kaki"
"hoho, masih junior sudah berani membantah!"
"mau cari mati kau!"
     PLAK! satu gamparan telak mengenai wajahku, seniority aku benci ini. baiklah, ini respectku sebagai anak baru dan junior disekolah ini tapi tak bisakah kalian menjunjung rasa hormat.
"maafkan aku tapi tidak seharusnya kau menamparku bukankah sebelumnya aku sudah meminta maaf"
"berani membantak, kau benar-benar harus ku beri pelajaran tambahan"
     PLAK! 2! 2 pukulan keras mendarat mulus di pipiku. aish disaat seperti ini kemana pria bertuxedo hitam itu. kalau begini ceritnya aku tak akan pernah ingin lari darinya, karena dialah satu-satunya yang bisa menolong ku, kecuali datang keajaiban, aku menyebut namanya dito... lirih
      saat pukulan ketiga mulai mendekat.
"berhenti disana!"
"dit? mau apa kau?"
"menjauh dari gadisku, tak cukupkah bagimu membuat seorang junior di DO sekarang kau ingin memulainya lagi?"
"tapi kali ini dia yang memulai"
"aku sudah meminta maaf"
"see, dia sudah memint maaf. sebaiknya kau pergi ke kelas. bel pelajaran kaan segera dimulai. dia biar aku yang urus"
"baiklah, tapi ajangan sampai kau terpikat denganya"
"tak akan"
     DEG!! 'tak akan' jadi semua perlakuannya kemarin adalah acting. padahal baru saja aku ingin mengahambur kepelukannya dan berterima kasih. tapi begitu mendengar kata-kata picik itu dari mulutnya aku mengurungkan niatku.
"berdirilah mari ku bantu, aku sesegera mungkin berlari kemari begitu mendengar dari ibumu bahwa kau sudah mulai sekolah"
"emm"
"kenapa dengan wajahmu, apa kau berniat untuk tidak berterima kasih padaku?
"ya, thanks"
"hanya itu?"
"lalu kau mau apa"
"setidaknya satu kecupan hangat bisa membayarnya"
"ini sekolah mana mungkin aku menciummu. mau ku taruh dimana harga diriku?"
     chuuu~ mulus mendarat di pipiku. kali ini ia membuatnya lama. "tak akan" kata-katanya terngiang, ku dorong tubuhnya pelan.
"kenapa?"
"kumohon"
     aku berlari meninggalkannya, jangan permainkan aku. sesaat kau lembut disaat yang kau begitu dingin.
TBC.
     

Comments

Popular posts from this blog

RAHASIA KANI SIPI: PERTEMUAN

STORY OF MY LIFE

Just Believe Part 15